Creepypasta - menurut beberapa sumber yang pernah saya baca
- adalah istilah plesetan dari "copypasta" yakni istilah slang di
internet untuk tulisan yang dicopas dari sebuah situs ke situs yang lain, namun
sesuai dengan namanya, yang di-copas ini adalah hal-hal yang bertema creepy
atau menyeramkan, biasanya cerita pendek atau gambar/foto yang memang sangat
mudah untuk di-copas dan disebarluaskan. Nah, ada hal yang menarik dibalik
sebuah creepypasta menurut saya. Karena ceritanya yang biasanya singkat, sebuah
creepypasta harus bisa memberikan kesan yang mendalam melalui cerita yang
sangat pendek tersebut. Tentu saja kesan
yang mendalam di sini maksudnya adalah ketakutan. Sehingga sebuah creepypasta
dinyatakan berhasil apabila mampu membuat bulu kuduk pembacanya merinding, atau
sukses besar jika sampai terbawa mimpi. Dalam creepypasta, kita tidak dituntut
untuk memberikan cerita yang utuh, sebuah creepypasta bisa saja berupa
percakapan pendek, sebuah narasi pengalaman, atau bahkan cuma sekedar gambaran
sebuah adegan. Pendeknya cerita creepypasta membuat orang tidak bosan
membacanya, dan langsung mengena rasa takutnya. Terlebih banyak creepypasta
yang disertai dengan foto-foto menyeramkan. Tentu akan membuat bulu kuduk
gampang merinding, apalagi jika dibaca sendirian, di tengah malam, dan di
tengah kuburan.
Ketakutan Berasal Dari Sepengetahuan
Banyak orang yang bilang ketakutan berasal dari
ketidaktahuan. Mungkin ada benarnya juga, tapi itu agak tidak tepat dalam
cerita-cerita creepypasta. Karena justru ketakutan itu muncul ketika kita
mengetahui kejanggalan dari sebuah cerita. Misalnya sebuah creepypasta yang
sangat terkenal berikut ini :
Ada yang aneh? Ada, jelas ada yang janggal karena seharusnya lampu masih menyala, ketika tokoh "Aku" meninggalkan kamarnya. Tapi ketika kembali ke kamar, ia harus menyalakan kembali lampu kamarnya tersebut. Lalu siapa yang mematikannya sementara ia sendirian di rumah??? Kekuatan menakutkan dari sebuah cerita horor adalah ketika membayangkan kita sendiri yang mengalami kejadian horor tersebut. Tokoh "Aku" dalam cerita itu mungkin tidak tahu keanehan yang terjadi di kamarnya. Tapi kita selaku pembaca tahu bahwa ada kejanggalan di situ, bahwa lampu itu sebelumnya hidup kemudian entah kenapa mati dengan sendirinya. Hal yang membuat pembacanya agak merinding jika membayangkan situasi tersebut, yang tanpa sadar mungkin bisa terjadi juga di sekeliling kita. Hiiyy...
Bermacam Genre
Meski demikian, sebuah creepypasta seperti halnya film juga
terdiri dari berbagai macam genre horor. Tidak hanya mengupas kejanggalan, atau
horor ala Indonesia yang bentuk hantunya bisa dideskripsikan, tapi adapula
horor yang dibumbui sedikit komedi. Contohnya, creepypasta berikut ini:
Batu Nisan Pada suatu malam, dua orang pemuda sedang berjalan
pulang setelah sebelumnya menghadiri sebuah pesta Halloween. Agar cepat sampai
rumah, keduanya memutuskan untuk mengambil jalan pintas melewati pekuburan.
Saat mereka berada di tengah-tengah areal pekuburan, suara ketukan pelan
terdengar.Karena situasi saat itu gelap, mereka pun ketakutan, hingga akhirnya
mereka mengetahui asal suara tersebut yang ternyata berasal dari seorang kakek
tua yang tengah memegang palu dan sedang memahat salah satu dari batu nisan
yang ada di areal pekuburan tersebut."Astaga, pak... kau menakuti kami
setengah mati, kami kira kau adalah hantu! Apa yang sedang kau kerjakan tengah
malam begini?", tanya salah seorang pemuda."Orang-orang bodoh
itu..." gerutu si kakek."...mereka tidak mengeja namaku dengan
benar."
Serem tapi ada unsur humornya juga. Ternyata ada juga hantu
yang membetulkan batu nisannya karena tidak terima namanya salah tulis *.* Karena sifatnya yang disebarluaskan secara bebas, sehingga terkadang banyak
karya creepypasta yang tidak diketahui siapa pengarangnya, seperti dua karya di
atas yang saya terjemahkan secara bebas. Kalau ada yang mengetahui siapa
pengarangnya, tolong beritahu saya hehehe...
Sekian, selamat merinding ria dengan creepypasta :)
Source : Kompasiana.com
Belum ada tanggapan untuk "Apa Itu Creepy Pasta ? ( Long Post)"
Posting Komentar